Platform media sosial seperti X (sebelumnya Twitter), Facebook, dan aplikasi pesan instan seperti WhatsApp atau Telegram, meskipun dirancang untuk konektivitas, sering disalahgunakan untuk penyebaran konten pornografi. Kemudahan akses dan anonimitas yang ditawarkan menjadi faktor pendorong utama penyebaran massal, menciptakan lingkungan digital yang berisiko bagi pengguna, terutama anak-anak dan remaja.
Pelaku dapat menyebarkan konten pornografi secara langsung kepada individu, melalui grup tertutup yang sulit diakses, atau dengan membagikan tautan eksternal ini, dengan jangkauan globalnya, memungkinkan pelaku menjangkau audiens yang sangat luas dengan cepat. Ini adalah bentuk penyalahgunaan teknologi yang sangat meresahkan, melanggar etika dan hukum.
Ancaman ini menjadi lebih kompleks deepfake atau AI generatif. Wajah seseorang dapat dimanipulasi dan ditempelkan pada tubuh di video porno, menciptakan konten yang sangat meyakinkan. Platform media sosial kemudian menjadi medium penyebaran bagi konten palsu ini, memperparah dampak buruknya terhadap reputasi dan mental korban.
Dampak dari penyebaran konten pornografi melalui platform media ini sangat merusak. Korban menghadapi trauma psikologis, stigma sosial, dan ancaman keamanan pribadi. Lingkungan online yang seharusnya aman menjadi tempat yang menakutkan, merusak kepercayaan pengguna terhadap ruang digital dan interaksi sosial mereka.
Pencegahan penyalahgunaan platform media ini memerlukan kerja sama erat antara penyedia platform, pemerintah, dan masyarakat. Penyedia platform harus memperkuat sistem deteksi dan moderasi konten, serta segera menindak akun-akun yang terbukti menyebarkan konten ilegal. Mereka memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keamanan pengguna.
Pemerintah juga harus memperkuat regulasi dan penegakan hukum terkait penyebaran konten pornografi. Kejahatan siber ini membutuhkan sanksi yang tegas dan mekanisme pelaporan yang mudah diakses oleh korban. Kerja sama lintas negara juga penting mengingat sifat global dari platform media dan penyebaran konten.
Edukasi publik tentang literasi digital dan risiko penggunaan platform media adalah kunci. Pengguna harus memahami pentingnya privasi, cara mengidentifikasi konten palsu, dan bagaimana melaporkan penyalahgunaan. Kesadaran ini membantu membentengi individu dari ancaman dan menjadi bagian dari solusi.
Pada akhirnya, memerangi penyebaran konten pornografi di platform media adalah perjuangan berkelanjutan. Dengan upaya kolaboratif yang melibatkan inovasi teknologi, penegakan hukum yang kuat, dan peningkatan kesadaran masyarakat, kita dapat menciptakan ruang digital yang lebih aman dan bertanggung jawab untuk semua.
